Nama : Ilham Tejana
Putra
NPM : 15414198
Kelas : 1IB05
1.) Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
- Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah
pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi
nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia. Model pertumbuhan penduduk meliputi model perttumbuhan malthusian dan
model logistik.
-Nilai Pertumbuhan Penduduk
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk
(NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.
NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering
diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya
periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk
adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung
sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
-Nilai Pertumbuhan Penduduk Dunia
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat
suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk.
Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan
kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi.
Wilayah tersebut dapat dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak
cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi (lihat penurunan penduduk).
- Kebudayaan dan Kepribadian
-Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya
manusia yang lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan
pendekatan kebudayaan, yaitu:
1.) Memandang kebudayaan sebagai kata benda : Dalam arti
lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori
produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi
merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari
pendekatan ini.
2.) Memandang kebudayaan sebagai kata kerja : Pendekatan ini
dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami,
karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu
terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami
lewatpendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses
budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya.
Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah
kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis
dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih
mendominasi kehidupan budaya kita.
3.) Memandang kebudayaan sebagai kata sifat : Ini untuk
membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara
kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda
yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata
sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi
sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang
kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang
dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi
budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4.) Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan :
Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
- Kebudayaan Barat
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat
atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.
Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk
merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat,
keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara
spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
-Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam
hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya
dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan
kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai
bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme,
humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik,
argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia,
kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
-Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran
rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
-Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita
rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih
lanjut selama masa Romantisisme.
Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik
dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra,
sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya
dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut
umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.[1] Istilah ini juga telah
dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi
atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua
Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa
Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari
kebudayaan Barat.[2][3]
Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan
masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik,
berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman
Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan
migrasi manusia.
2.) Individu, Keluarga dan Masyarakat
- Pertumbuhan Individu
A. PENGETIAN
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya
tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan
hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi,
1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
B. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t
menjadi luas, dan lain-lain.
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN INDIVIDU
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu,
yaitu:
1. Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh
yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan
biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang
memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula
pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan
dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
- Fungsi Keluarga
A. PENGETIAN
FUNGSI KELURGA
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.
Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati &
Santun, 2008) adalah :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota kelurga.
b) Fungsi
Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses
interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c) Fungsi
Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e) Fungsi
Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
B. MACAM-MACAM
FUNGSI KELUARGA
-Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak,
dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan
formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah.
Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak
yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
- Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan
kepada ana-anak sejak mereka masih kecil.
Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak
mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat
bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
- Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga.
Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan rumah tangga.
Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang
kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja
sebagai wanita karier.
- Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
A. MAKNA INDIVIDU
Makna Individu : Manusia sebagai makhluk individu mengalami
kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya.
Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan
perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu
keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
B. MAKNA KELUARGA
Makna Keluarga : Makna keluarga termasuk juga dengan
pengertian keluarga yg saya ketahui seperti betikut yang terdiri dari Ayah, ibu
dan anak serta bebarapa orang lain yang masih terikat dalam hubungan darah dan
saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.
C. MAKNA
MASYARAKAT
Makna Masyarakat : makna masyarakat termasuk juga dengan
pengertian dari masyarakat tersebut yaitu
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu.
Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat -
atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama
dalam pengkajian sains sosial.
D. HUBUNGAN ANTARA
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni
wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai
manusia.
- Urbanisasi
A. PENGERTIAN
URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi
Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.
perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan
Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk
berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak
menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota
dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk
ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan
lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang
mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun
dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah
beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang
untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
B. PROSES
TERJADINYA URBANISASI
Proses Urbanisasi terjadi Karena danya dua Faktor Utama :
a. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan
berkualitas
b. Faktor Pendorong
Terjadinya Urbanisasi
1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
3.) Pemuda dan Sosialisasi
- Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan
Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma
masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan masyarakat. Jadi
jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat.
Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
A. Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi ada 4 yaitu:
1.Tahapan
Persiapan > Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak –
anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari
lingkungan rumah, media dan tempat – tempat yag disinggahinya dengan cara
meniru walaupun tidak sempurna.
2.Tahapan
Meniru > Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yang
dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan
apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3.Tahapan
Siap Bertindak > Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi
seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah
maupun dilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya
didalam bersosialisasi.
4.Tahapan
Norma Kolektif > Tahapan ini sudah
dianggap dewasa karna didalam dirinya sudah tau sepenuhnya apa itu arti norma
dalam kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang
yang iia kenal maupun orang yang iia tidak kenal dalam arti Masyarakat Luas.
B. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda Masyarakat
Peranan Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif
dan berintelektual yang akan berperan sebagai generasi yang diharapkan akan
meneruskan generasi sebelumnya, yang akan membangun negaranya menjadi lebih
baik (maju). Sedangkan Pemuda adalah sesorang Individu atau kelompok yang
berperan aktif didalam masyarakat dan bisa dikatakan Mahasiswa atau tidak,
karena belum semua pemuda yang berintelektual mampu secara ekonomi untuk
menjenjang pendidikan yang lebih tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin
mahal. Bisa dikatakan Pemuda memiliki
Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting dilingkungan masyarakat
kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan sekitar
maupun secara luas.
- Pemuda dan Identitas
Pola Dasar Pembinaan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar Pembinaan dan pengembangan Generasi Muda
1.Landasan
Idiil
2.Landasan
Konstitusional
3.Landasan
Strategis
4.Landasan
Historis
5.Landasan
Normatif
Menurut Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
yang ada di atas telah ditetapkan oleh mentri pendidikan dan kebudayaan dalam
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan NO 00323/U/1978 Tanggal 28 Oktober
1978.
Jadi, pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah semua
pihak yang bersangkutan harus ikut serta dalam kepentingan generasi muda, agar
satu laras mencapai tujuan yang kita semua inginkan.
A. Dua Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi
Muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda
ada dua yaitu :
1.Generasi
Muda sebagai Subyek
2.Generasi
Muda sebagai Obyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu
dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah –
masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta
pembangunan nasional.
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan
bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang
maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara serta pembangunan nasional.
-Masalah – masalah Generasi Muda
Banyak sekali masalah – masalah yang ada dikalangan
generasai muda, contohnya :
-Menurunnya jiwa idealisme, patriorisme dan nasionalisme
dikalangan generasi muda.
-Kurangnya Gizi yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan generasi muda.
-Kawin Muda
-Pergaulan Bebas
-Meningkatnya Kenakalan Remaja (Tauran, Mabuk – mabukan,
ganja, Narkoba).
-Belum adanya peraturan UUD yang menyangkut tentang Generasi
Muda.
-Potensi – potensi Generasi Muda.
-Idealisme dan daya kritis
-Dinamika dan kreativitas
-Keberanian Mengambil Resiko
-Opimis dan kegairahan semangat
-Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
-Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
-Patriotisme dan Nasionalisme
-Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
-Tujuan Pokok Sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4yaitu:
1.Memberikan
ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2.Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif.
3.Membantu
mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan – latihan
mawas diri yang tepat.
4.Membiasakan
diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang
ada dimasyarakat.
- Perguruan dan Pendidikan
-Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Potensi Generasi Muda dapat dikembangkan melalui bidangnya
masing – masing agar tercapai suatu keinginan yang selaras antara Generasi
sebelumnya dan Generasi Baru yang akan mencapai suatu negara yang maju dan
sejahtera.
-Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing – masing agar
bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan
perguruan tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih
dalam lagi ilmu – ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya
(SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan
dapat memajukan bangsa dan negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar